Selasa, 30 November 2010

HAL KONYOL DI MESJID AGUNG SIDOARJO (3 HABIS)

- BAGIAN PERTAMA-

ANDAI ANDA ingin lebih menyadari bahwa planet bumi ini sejatinya dipenuhi juga oleh orang-orang yang absurd gila dan berbau konyol, cobalah untuk bertandang ke Mesjid Agung Sidoarjo, pada hari Jumat, tepat saat jam shalat Jumat. Anda akan menjumpai sesuatu hal yang unreasonable dan menggelikan.

Kawan karibku lah yang pada mulanya mengajak, “Kalau kau ingin shalat Jumat yang serba gila, ayolah ikut denganku.” Tapi sungguh benar, awalnya niatku ke sana memang hendak menunaikan kemuliaan ibadah shalat Jumat, namun nyatanya yang terjadi adalah lain: niat mulia itu akhirnya menguap terlebur oleh situasi kegilaan yang berada di sekitar Mesjid. Tepatnya di bagian pelataran depan Mesjid Agung Sidoarjo, pertunjukan drama komedi konyol ini berlangsung. Dan ini terjadi setiap pekan, setiap Jumat.



Dimulai sejak aku terdampar di halaman parkir Mesjid (26/11/2010), aku dikejutkan dengan fenomena di pelataran Mesjid yang tak ubahnya seperti pasar rombengan. “Waks, apa-apan ini??!!” demikian pikirku.

NAMIDAIRO

“Namidairo, om. Inilah lagunya. Cobalah dengarkan intuisinya …,” tukas keponakan perempuanku yang berusia masih belia. Mimik wajahnya mengejawantahkan bahwa ia benar-benar ingin aku mendengarkan lagu baru kesukaannya itu.

Aku menuruti permintaanya. Kudengarkan. Pertama kali aku mendengarkan kumandang lagu itu, biasa saja, sebagaimana aku mendengarkan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para artis ibukota yang kegemarannya mengokang microphone, tersenyum-senyum, memakai tank top, lalu tersenyum-senyum lagi, dan orang-orang tepuk tangan.

Namun saat tepat bulan purnama kemarin, aku sempat mengunci pintu kamar, mematikan lampu, dan kucoba untuk mendurja. Lalu kusulut lagu tersebut: namidairo ….

Tepat bait pertama, kudengarkan, kusandarkan diri ke dinding, aku nestapa, menderita ….
Saat bait kedua, kurasakan, suasana semakin sepi, dan aku terbuai sendirian.
Memasuki bait ketiga, aku pedih, tersedu sedan.

Namidairo koe ga kikoenai yoru wa.
Aku seperti diterbangkan ke langit, terisak-isak, dan aku dipeluk rembulan.

Komarasete shimau hodo wagamama ni naritai.
Kawanan awan-awan menghampiriku, lalu aku terbaring di atasnya. Terapung-apung ….

Daijyoubu sou itte mita kedo.
Air mataku terburai, menggenang, menepi-nepi, dan tanpa terasa bercucuran menyaingi hujan.

Sonna hazu nai desho ....
Tapa sadar, aku telah tergenang dalam aroma patah hati. Ya, patah hati.

Yui, demikian nama penyanyinya, telah menyihirku, dan mengakuisisi relung hatiku untuk masuk ke dalam dunia yang serba complicated: patah hati. Dan dentum jantungku tiba-tiba memasuki eskalasi yang lateral dan tidak beraturan. Aku ingin terbang, terbang, tanpa sayap, tanpa mesin, dan tanpa apa-apa.

Namidairo.
Aku ingin mendengarkannya, sekali lagi ....


ELEGI PATAH HATI

Sebagian besar orang menyetujui bahwa peristiwa ditabrak mobil truk container adalah jauh lebih nyaman daripada sekedar dilanda patah hati. Dilanda patah hati, serasa bumi sudah tak berpenghuni lagi. Gersang, tandus, seantero bumi telah berubah menjadi lahan gurun pasir, tak ada lautan, ikan-ikan, daun-daun, kerontang dan serba kekeringan tak berair. Lalu kita terjatuh meranap dan bersimpuh di tengah-tengah. Amat berteriak-teriak sendirian, namun tak jua sesiapa pun yang menjawab. Kita hanya baku menjerit-jerit melawan gaung resonansi alam yang kedengarannya mirip hantu menakutkan.


Bilamana dilanda patah hati, sebagaimana kita ditinggal pergi oleh rombongan perahu Nabi Nuh. Terlontar sendirian. Meronta-ronta. Membeku di tempat berdiri. Dan pekerjaannya hanya menyeka air mata saja. Sehingga di tengah-tengah kepakuan itu, tiba-tiba air bah datang menggoncang bumi. Lalu melahap kita sesukanya. Kita jadi porak-poranda, terlunta-lunta melawan arus, memekik-mekik minta tolong. Lalu tetap tak ada yang menolong. Amat kelu. Iba sekali.

Dengarlah ceritaku tentang Miluma. Seorang anak muda yang bersemangat dan pekerja keras di desaku. Suatu ketika ia diterpa patah hati. Sehingga tiba-tiba ia berubah menjadi pribadi yang tersesat dan lupa kepada dirinya sendiri. Ia memendam sebuah konsistensi besar. Dan menurutnya, harapan dan konsistensi terakhirnya adalah dengan mekanisme meminum Tiodan: sejenis insektisida yang digunakan untuk membunuh kawanan hama serangga pemakan tanaman padi. Ia bermuntah-muntah sekarat lalu mati tiada rupa. Betapa complicatednya ….

Minggu, 21 November 2010

BERITA MENGEJUTKAN DARI KUA

PEMBACA BUDIMAN, konon kabarnya, baru-baru ini sedang merebak sebuah desas-desus maklumat yang membuat sesiapa saja jadi terperanjat bukan kepalang. Especially, bagi kaum-kaum muda yang sedang dilanda asmara berbunga-bunga.

Berita ini mengenai kinerja KUA (Kantor Urusan Agama) yang dilanda kewalahan bukan buatan lantaran terlalu banyaknya pasangan muda-mudi yang mendaftarkan diri untuk menikah tiap harinya. Orang-orang yang tergesa-gesa menikah setiap harinya macam besok hendak dilanda bencana kiamat kubra saja.


Menghadapi kondisi yang serba menyibukkan Pihak KUA semacam ini, maka Departemen Agama hendak me-launch sebuah mekanisme terbarukan dalam aturan perundang-undangan pernikahan. Rencananya, akan dimulai dari awal tahun 2012, peraturan ini akan secara resmi terealisasikan. Yakni, bagi sesiapa pun yang hendak menikah, akan diberikan tempo jeda waktu registrasi selama 3 tahun. Lebih komprehensifnya: jika seseorang hendak menikah, maka diwajibkan mendaftarkan diri terlebih dahulu pada 3 tahun sebelumnya.

Sebagai contoh: Si Fulan dan Si Fulanah hendak menikah. Pada tahun 2012 mereka mendaftarkan diri. Maka pasti, akan baru boleh menikah secara resmi pada 3 tahun selanjutnya, yakni pada tahun 2015. Glekk!! Lama yah ….

Lebih sederhananya, bagi sesiapa saja yang hendak tak taat dengan aturan jeda waktu semacam ini, maka dipersilahkan untuk mengambil jalan pintas secara sirih.


Yang amat menyentakkan juga, KUA akan menaikkan level jeda waktu registrasi ini dari 3 tahun menjadi 7 tahun, akan mulai berlaku pada tahun 2014. Artinya, sesiapa saja yang mendaftarkan diri untuk menikah, maka akan baru boleh menikah secara resmi pada 5 tahun berikutnya. Waks!! Ampun, Tuhan.

Tapi tenang-tenanglah saja …. Bagi yang ingin jalur potong kompas—memperpendek mekanisme jeda waktu registrasi yang berpanjang-panjang semacam ular tanpa buntut ini, caranya amat mudah. Pemerintah memberikan fasilitas kemudahan yang amat luar biasa. Cukup mengikuti OMP (Ongkos Menikah Plus). Biayanya agak mahal, berlipat-lipat empat kali lipat. Namun fasilitasnya amat menyenangkan hati, yakni: dapat mendatangkan saksi dari pejabat selevel bupati/walikota, berbulan madu ke Bali selama 2 hari 2 malam, fasilitas transportasi pesawat berkelas, menginap di hotel berbintang lima, dan dapat berkunjung ke Istana Kepresidenan Jakarta serta bersalaman dengan Bapak Presiden Republik Indonesia tercinta.


Namun tak usah berkesumat dulu, khabar ini dilansir dari sumber yang tidak dapat dipercaya. Hehe ….

Salam kasih dan kedamaian untuk semuanya ….


Jikalau engkau sedang murung, datang-datanglah ke negeri kami, negeri kedamaian ….
www.negerikedamaian.tk

BERKAWAN BUKU

BUKU ADALAH pesona. Ia akan berbisik-bisik kepada kita tentang hikayat-hikayat teperling kegemilapan masa lampau, lalu akan dengan senang hati mengajak kita bertemu dengan orang-orang ternama kaum penebar ilmu rasionalitas.

Buku adalah sahabat. Sesiapa pun yang tertekan jiwanya, terjebak dalam penjara kesendirian, berkawanlah dengan buku. Ia adalah sahabat terbaik, tak akan pernah berkhianat sedikit pun, kecuali kita yang sering mengkhianatinya.

Cobalah lihat, ia begitu mengulum senyum kepadamu dan mengajak bersampan menuju muara tempat segala keindahan, berbicara tentang rahasia-rahasia, memperkenalkan cantiknya nirwana, berhiaskan ornamen zamrud dan mutu manikam.

Ia adalah sahabat alam dan segala kerajaan, dengarkanlah suara bagaimana ia membawakan kidung malam dan bercerita tentang simfoni kehidupan.

Jika sahabat adalah makhluk terbahagia yang menginginkan suasana hati merana, bacalah buku syair-syair pujangga yang menderita. Niscaya akan dibuat menjadi manusia paling murung sepanjang bumi.

Jika sahabat ingin menjadi manusia paling bahagia, bacalah buku petuah-petuah sang bijak yang berkisah tentang pelaminan manusia bertaqwa dan keindahan janat akhirat.

Buku adalah usia. Semakin banyak membaca buku, semakin panjanglah usia kita. Cobalah perhatikan siapa penulisnya dan apa yang dituliskannya. Rata-rata orang menulis buku adalah ketika usia 40 tahun. Sedangkan ilmu yang ditorehkannya adalah ilmu yang telah didapatnya selama 40 tahun pengembaraan di kehidupan. Membaca seribu buku berarti telah membaca 40.000 tahun pengalaman manusia. Artinya, kita telah hidup di dunia selama masa 40.000 tahun.

Bacalah buku! Anda akan luar biasa.
Ingat-ingatlah, every leader is a reader ….

Nah, bagaimanakah pesona roman muka buku menurut Anda?

Salam kasih dan kedamaian untuk semuanya ….


Jikalau engkau sedang murung, datang-datanglah ke negeri kami, negeri kedamaian ….
www.negerikedamaian.tk

Selamat datang di negeri kedamaian

Share ya ....

KLIK LIKE UNTUK MENDAPATKAN ARTIKEL MENARIK, GRATIS!!