Pada malam itu, suara peluru berdesing di mana-mana, menyambar-menyambar. Bom dan mortir berbaku hantam. Benar-benar memekakkan telinga. Saya berada di tengah-tengah kepungan pertempuran antara dua pasukan yang saling berseteru. Sembari mengenakan helm pengaman dan rompi seragam relawan, saya berlari cepat, sangat ketakutan.
Saya memutuskan untuk berlari dan bersembunyi di sebuah gudang tua bekas pabrik. Saya berlindung di balik sebuah tong besar. Kelimpungan meringkuk di tempat tersebut. Tapi, alangkah terkejutnya ketika tiba-tiba saya ditodong oleh seorang milisi bersenjata. Ia benar-benar menodongkan mulut senjata laras panjangnya tepat di kepala saya. Ia bersenjatakan KRISS Vector buatan Amerika. Tahukah anda? Senjata ini memiliki kecepatan peluru yang luar biasa, tidak tanggung-tanggung 1000 m/detik. Kalau kepala saya ditembak, mungkin akan pecah terurai-burai.
"Isytaagaaan!" Teriaknya keras sembari memberikan isyarat kepada saya untuk memerintahkan berdiri.
Lebih mengejutkan lagi, begitu saya berdiri. Saya melihat ternyata ia tidak sendirian. Ternyata ada banyak kawannya, mereka bersenjatakan laras panjang. Semuanya menodongkan senjatanya ke arah saya. Saya tidak tahu, mereka merupakan milisi dari pihak mana. Inilah sebuah situasi yang benar-benar sulit. Namun unik. Mengapa? Karena tidak semua orang bisa mengalami rasanya adrenalin ketika kepala ditodong oleh banyak senjata.
"Dalkha baaaaaad!!" Teriak lantang salah satu dari mereka.
Saya tidak tahu apa maksud dari teriakannya tersebut, saya langsung menjawab dengan bahasa Inggris dan bahasa Arab. Mudah-mudahan mereka mengerti maksud saya.
"I am from Indonesia. Afwan, ana Andunisi," jawab saya.
"Khostooo .... Khostoooo ...," teriak salah satu dari mereka yang spontan diikuti kesiap siagaan dari semua pasukan untuk lebih memperkencang todongan ke arah kepala saya. Pertanda perintah untuk menembak.
"I am just as volunteer," demikian statement saya untuk meyakinkan kepada mereka agar tidak menembak saya. Saya tidak tahu, mereka mengerti atau tidak dengan perkataan saya.
"Khostooo .... Khostooooo!!!!" Teriak seorang milisi lebih kencang.
Perintah menembak semakin kuat. Mereka semua mengencangkan senjatanya. Dan akhirnya, "Khostooooooo!!!!"
Dor!!! Saya terbangun. Jam menunjukkan pukul 23.17 WIB. Saya akhirnya benar-benar terbangun. Ternyata saya tadi telah tertidur lelap sembari diiringi suara desingan mercon yang berbunyi bersahut-sahutan di luar rumah. Syukurlah, semuanya ternyata hanya mimpi. Ah, dasar mercon.
Demikian. Terima gaji.
Salam Kerja 3 ER:
- Kerja PinTER
- Kerja BeNER
- Kerja BanTER
Jikalau engkau sedang murung, datang-datanglah ke negeri kami, negeri kedamaian ...