Rabu, 30 November 2011

ANDA PERNAH KENA TILANG? Ke Manakah Uangnya Mengalir?

Hampir setiap orang pernah mendapati pengalaman gulung tikar kena tilang polisi. Termasuk saya, dan Anda. Benar bukan? Nah, ada satu hal yang membuat saya AMAT PENASARAN hingga saat ini ....


Pada hari Rabu (30/11/11) saya mengunjungi Kantor Pengadilan Negeri Kota Pasuruan. Tujuannya, untuk mengurusi surat tilangan atas pelanggaran lalu lintas yang telah saya lakukan satu minggu sebelumnya.


Gambar:  Satria Baja Hitam Kena Tilang

Amat terperangahnya saya dibuat, betapa pemandangan antrean yang berjubel, tidak begitu berbeda dengan antrean pembagian sembako masyarakat miskin. Bedanya hanyalah, saya dan orang-orang yang antre berjubel ini bertujuan untuk: MENYETOR SEJUMLAH UANG YANG TIDAK SEDIKIT.


Saya menunggu dipanggil, sembari terduduk di pojok. Di samping saya kebetulan adalah: seorang anggota TNI, berpakaian seragam loreng-loreng hijau. Sebagaimana saya, ia juga turut serta dalam praktek antrean MENYETOR SEJUMLAH UANG atas pelanggaran lalu lintas yang telah dilakukan oleh anaknya seminggu sebelumnya.



Terjadilah rekaman percakapan menarik di antara kami. Semenarik Tarik Jabrik. Dengarkanlah ini .... :-)


***
“Anda bisa memperkirakan, pak, seberapa banyakkah omset yang dikumpulkan dari kegiatan mobilisasi uang semacam ini?” demikian tanyaku.
“Hemm ... ya BUANYAK, mas,” jawabnya, sembari diikuti oleh bibirnya yang menjulur, demi menegaskan.
“Kira-kira, omset rupiah dari tilangan yang sebegitu banyak, mengalir ke mana ya, pak?” tanyaku kembali.
“Wuah, kalau pertanyaan itu, jawabnya: HANYA ALLAH YANG TAHU, mas.” jawabnya singkat.
“Yah, itu sebagaimana lagu Bang Rhoma Irama, mas. Yang bunyinya seperti ini: ‘Duuniaaaa Peeenuh Misteeriii’,” ia mengutarakan kembali.
***


Dalam percakapan itu jua, saya mendapati sebuah pengakuan suci, bahwa sang anggota TNI tersebut sesungguhnya sempat mengeluh lantaran bermodal pinjam uang demi menghadiri acara pengurusan surat tilang tersebut. Maklum, tanggal tua, demikian katanya.


Saya perhatikan, untuk nilai nominal pembayaran tilangan tersebut, rata-rata untuk satu pasal pelanggaran adalah: Rp. 55.000 hingga 65.000. Saya pribadi, yang bernomor antrean: 274, terjegal dengan angka Rp. 55.000 untuk satu pasal yang telah saya langgar.


Saya sempat menghitung-hitung omset yang didapatkan dari kegiatan mobilisasi uang tersebut. Taruhlah, jikalau peserta yang antre ini berjumlah: 400 orang, maka akan ketemu angka: 28 juta, diraup dalam sehari, dalam satu kali periode (dengan asumsi nilai rata-rata Rp. 70.000 untuk per orang) dalam satu kota/kabupaten.


Nah, jikalau dalam satu kabupaten terdapat nilai omset 28 juta per periode sidang tilangan, andai dikalikan dengan jumlah seluruh kabupaten di seluruh Indonesia?
Dapat dipastikan: akan ketemu angka milyaran. Kalau dikalikan satu atau dua tahun, akan ketemu angka TRILYUNAN.


***Pertanyaannya:
  • AKAN KE MANA SEMUA UANG ITU MENGALIR?
  • BERAPA PERSEN YANG BETUL-BETUL MENGALIR KEPADA NEGARA?
  • BERAPA PERSEN YANG KEMBALI UNTUK KEPENTINGAN RAKYAT?



Karena pasti, saya, Anda, dan semuanya, sebagai rakyat juga memiliki hak untuk bertanya. Lantaran selama ini, kita tahunya hanya membayar-membayar saja. Tanpa mengetahui, apakah ada: nilai prosentase bagian untuk bapak polisi? Nilai prosentase bagian untuk bapak hakim? Bapak jaksa? Bapak pejabat? Dsb-dsb.


Nah, andai sama-sama tidak ada jelasnya, apa tidak lebih baiknya kita menempuh jalur: damai itu 20.000? Hehehe ....



NOTES:
Bapak/Ibu ada yang bisa menjawab?

Jikalau engkau sedang murung, datang-datanglah ke negeri kami, negeri kedamaian ….
www.negerikedamaian.blogspot.com
www.SyukuraBadi.com

Selasa, 15 November 2011

COBA PERHATIKAN, Sedang Apakah Orang Ini?

Bapak Ibu, suatu kali di Surabaya, aku pernah DIKEJUTKAN oleh sebuah pemandangan terlewat. Lantaran cukup terperangah, aku mencoba berhenti dan mengambil gambar. Cobalah perhatikan, siapakah nian orang ini? Sedang apakah ia?







Cobalah perhatikan sekali lagi, sebenarnya, aku cukup dibuat terkesiap atas macam tingkah orang ini.





Sekali lagi, coba tebak, apakah profesi orang ini? Saat bersua dengannya pertama kali, aku cukup dibuat menangis.



Yah, ia adalah seorang tukang penjahit keliling. Menghambakan dirinya demi sebuah pekerjaan yang tak pasti. Setiap hari dari semenjak pagi, ia berjerih mengelilingi seantero medan di Surabaya, berteriak-teriak menawarkan jasanya: "Bersedia Menjahit Apapun yang Bisa Dijahit."
Aku tersentak luar biasa. Bukanlah mengapa. Betapa orang ini ...





Kalaupun saat ini memang amat susah didapatkan pekerjaan, namun orang ini, menciptakan sebuah pekerjaan baru seadanya, demi menghidupi anak istrinya. Berdikari. Independen. Dan menjadi seorang direktur besar bagi dirinya sendiri.
Sungguh, amat bodohlah orang-orang yang mudah berputus asa. Orang ini sekalipun tak mengindahkan rasa putus asa.




Orang ini tak perlu dikasihani. Namun, <meminjem kata-kata dari Mas Peppy> SUNGGUH KASIHANLAH: ANAK-ANAK MUDA YANG MALAS BEKERJA, TAK MAU BEKERJA, ATAUPUN TAK PINTAR MEMBUAT PEKERJAAN.

*****

Jikalau engkau sedang murung, datang-datanglah ke negeri kami, negeri kedamaian ….
www.negerikedamaian.blogspot.com
www.SyukuraBadi.com



Notes:  Kasih Comments ya ....

Jumat, 04 November 2011

LOWONGAN PEKERJAAN GAJI 5 JUTA PER BULAN

Dibutuhkan:
1.  Pria/Wanita
2.  Segala Usia
3.  Pendidikan Tidak Diutamakan

Gaji 5 (lima) juta rupiah per bulan. Untuk dipekerjakan sebagai: tukang nyikat gigi macan.
Hhaaemhh ....




Ayo, siapa yang mau nih? Sekalian, kakek buyut sampe cicit-cicit macannya, disikatin juga. Hehe ....


Jikalau engkau sedang murung, datang-datanglah ke negeri kami, negeri kedamaian ....
www.negerikedamaian.blogspot.com
Selamat datang di negeri kedamaian

Share ya ....

KLIK LIKE UNTUK MENDAPATKAN ARTIKEL MENARIK, GRATIS!!